Wisata Agro Waruwangi, Serasa Di “New Zealand”
SERANG (Gerbang Banten) – Dalam menyambut bulan suci ramadhan 1442 H, sebanyak 60 anggota komunitas turing “Bikers Sadulur Sabatur” (BSS) Kota Serang, mengunjungi objek wisata Agro Bukit Waruwangi, di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Rabu (7/4).
Wisata disini memang sangat bagus. Lokasinya dikelilingi pegunungan, seolah-olah kita sedang berada di Luar Negeri. Selain berhawa sejuk, juga tempat ini dikelilingi oleh perbukitan dan hamparan rumput luas yang menghijau. Ibarat kita sedang berada di New Zealand. Karuan saja hampir sebagian besar anggota BSS berdecak kagum.
“Ah memang benar, kita serasa di luar negeri dan bukannya di Serang Banten,” ucap Ade Akung salah satu Pembina BSS.
Hal yang sama juga disebutkan H. Ayip Duce, mantan anggota DPRD Banten, bahwa lokasi wisata agro Waruwangi merupakan destinasi wisata bukan saja diperuntukan bagi masyarakat Serang dan Banten umumnya, tetapi juga sudah me-Nasional.
Waruwangi berjarak sekitar 40 km ke arah barat dari Kota Serang. Ke lokasi ini bisa ditempuh melalui jalan Palka (Palima-Cinangka). Atau bisa juga lewat jalan Cilegon-Anyer-Cinangka. Dari Serang ke Waruwangi bisa ditempuh sekitar 45 menit perjalanan dengan menggunakan roda dua. Sementara untuk kendaraan roda empat, tidak lebih dari satu jam karena infrastrukur jalan cukup bagus.
Yang bikin terkesan di tempat ini ada cafe ala cowboy. Namanya “Pondok Kopi Rangkong”, dibangun secara modern dan kekinian, karena tempatnya di luar tanpa atap. Jadi sambil ngopi kita bisa menikmati pemandangan. Ada gunung, laut dan hamparan rumput hijau. Belum lagi sensasi semilirnya angin sejuk karena kita berada di atas bukit.
“Ini bukan promosi lho, tapi saya bangga karena di Banten ada obyek wisata seperti di Luar Negeri,” aku Ayip Duce.
Rombongan turing yang dipimpin Ketua BSS, H. Lili Setiadi sebelum ke Waruwangi, terlebih dulu melepas lelah dan dijamu makan siang di vila Cinangka.
Kegiatannya itu sendiri, menurut Lili selain untuk kirim do’a bagi salah satu anggotanya yg sedang sakit, juga sudah menjadi kebiasaan BSS setiap tahunnya untuk menyambut bulan suci ramadhan diisi dengan “bancakan” (makan bersama) sambil berwisata, tutup H. Lili Setiadi.***