Wagub Banten Ingatkan Komitmen Lembaga Pendidikan Soal Bela Negara
Serang, Gerbang Banten – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menegaskan,kesadaran bela negara tidaklah tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan kewarganegaraan. Anak-anakIndonesia, kata Andika, harus diajak untuk mencintai bangsa,dan tanah air sehingga memiliki kebanggaan menjadi bagian dariIndonesia.
Menurut Andika, lembaga pendidikan formal, sejak tingkatan yang paling bawah, harus memiliki komitmen yang tinggi terkait kewajiban menanamkan rasa nasionalisme dan bela negara kepada para anak didiknya.
“Secara umum ini memang tugas kita semua memastikan agar api semangat mereka terus menerus menyala. Dan bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang,” kata Andika saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Lomba Diskusi/Argumen Parade Cinta Tanah Air Provinsi Banten di aula Pendopo Gubernur Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Curug, Kota Serang, Rabu (2/8).
Lomba yang digelar kementerian pertahanan sejak beberapa tahun terakhir di semua tingkatan daerah untuk dilombakan di tingkat nasional tersebut, diikuti perwakilan SMA/SMK negeri dan swasta kabupaten/kota se-Banten.
Untuk itu, menurut Andika, Pancasila sebagai falsafah Negarasangatlah penting kaitannya dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada para generasi penerus bangsa. Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu terus ditingkatkan. “Pancasila sebagai sistem etika sosial masyarakat yang membentuk nilai bagi masyarakat untuk menjungjung tinggi nilai-nilai keberagaman, toleransi dan solidaritas,” imbuhnya.
Lebih jauh Andika mengungkapkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari 1.128 suku budaya, 746 bahasa, 17.504 pulau, dengan luas daratan 1,9 juta km2 dan luas lautan mencapai 3,3 juta km2. Hal ini, kata dia, menunjukkan dibutuhkannya kesadaran tentang Bhineka Tunggal Ika yang merupakan pondasi dasar dalam membentuk persatuan dan kesatuan NKRI.“Jadi, saya berharap program ini dapat memberikan pesan moral kepada pelajar dan mahasiswa tentang pentingnya kesadaran bela negara dan rasa cinta tanah air,”kata Andika.
Terkait dengan peringatannya soal nasionalisme dan bela negara kepada lembaga pendidikan, saat ditanya pers usai acara, Andika mengaku tidak secara spesifik mengarahkan peringatannya itu kepada lembaga pendidikan tertentu. Menurutnya semua sekolah dan lembaga pendidikan yang berada di wilayah NKRI harus menanamkan rasa nasionalisme dan bela negara kepada peserta didiknya tanpa terkecuali.
“Semua. Bahkan tadi saya sebut bahwa sesungguhnya ini menjadi tanggung jawab kita semua. Bukan hanya sekolah,” kata Andika saat ditanya mengenai adanya dugaan kurang diajarkannya pendidikan tentang nasionalisme dan bela negara di beberapa lembaga pendidikan di Indonesia menyusul maraknya penyebaran faham-faham atau ideologi yang anti Pancasila akhir-akhir ini di tanah air.
Untuk diketahui, sebelumnya faham khilafah misalnya telah secara terang-terangan menunjukkan eksistensinya menyusul deklarasi kesetiaan kepada faham khilafah oleh sebuah perkumpulan organisasi mahasiswa se-Indonesia dalam sebuah acara di kampus IPB Bogor, Jawa Barat.
Menyusul hal tersebut di antaranya, pemerintah kemudian menerbitkan Perppu 2/2017 yang mengatur tentang pembubaran Ormas anti Pancasila. Dengan Perppu yang kini tengah daijukan gugatannya kepada Mahkamah Konstitusi tersebut, pemerintah telah membubarkan satu ormas yakni Hibut Tahrir Indonesia yang dinilai memiliki ideologi di luar Pancasila. Sejumlah pengajar di perguruan tinggi Negeri yang berstatus PNS pun disinyalir banyak yang menjadi pengurus di ormas anti Pancasila, sehingga Kemenristek Dikti mengaku tengah mengevaluasi status PNS mereka untuk dicabut.(hms/tarigan)