Tahun 2018, Anjal di Kota Serang Menurun
SERANG (Gerbang Banten)- Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang klaim anak jalanan (Anjal) di Kota Serang menurun dari tahun sebelumnya. Pasalnya, berdasarkan data tahun 2018 yang mereka rilis yaitu sebanyak 113 orang, dibandingkan dari tahun sebelumnya yaitu mencapai sekitar 300 orang.
Kepala seksi rehabilitasi anak dan lanjut usia pada Dinas Sosial Kota Serang, Herni Sudiarni mengatakan, berdasarkan data tahun 2018 jumlah anjal di Kota Serang mengalami penurunan dari sekitar 300 orang menjadi 113 orang, artinya ini ada penurunan. Kata dia, dari penurunan itu bermacam-macam alasannya, karena memang sudah tidak ada yang di jalan lagi, ada yang masih dijalanan tapi bukan masuk kategori anjal.
“Sebenarnya orangnya itu-itu saja. Jumlahnya ada 113 dari 300 sekian. Sebetulnya ada penurunan. Nah, sebenarnya yang banyak di jalan itu bukan anak jalanan lagi. Artinya itu mah anak gepeng, seperti pengemis. Sebetulnya itu bukan anak jalanan saja. Kan kategori anjal itu dari umur 6 – 18 tahun,” kata dia, saat ditemui di ruangan kerjanya, Rabu (11/7/18).
Dia memaparkan, sementara ini, penanganan dari dinas terkait yang dibantu oleh petugas sahabat anak. Tupoksinya yaitu penghalauan atau penjangkauan dan pendataan (assesment). Kemudian, dari hasil pendataan diserahkan ke dinas sosial. Lalu, pihak terkait yang menindaklanjutinya.
“Kita pilah-pilah, mana yang karena faktor ekonomi, karena pergaulan atau memang ada kemauan sendiri? Jadi macam-macam, begitu,” jelasnya.
Dia melanjutkan, di Kota Serang ini hampir setiap tahun melakukan kerjasama. Untuk tahun ini, pihaknya telah melakukan kerjasama dan pembinaan melalui kegiatan pendidikan perubahan mindset, dan pematerinya diambil dari Lembaga Perlindungan Anak, Dinas Pendidikan, Dinas Ketenagakerjaan termasuk dari Dinas Sosial itu sendiri.
“Nah, nanti kita lihat dari kegiatan perubahan mindset itu dan nanti ketahuan dari masing-masing karakter anak. Disitu kita tawarkan program, apakah program pendidikan atau pelatihan, seperti itu,” ucapnya.
Kemudian, saat ditanya persoalan yang paling menonjol. Dia mengatakan, yaitu persoalan mental (mindset) dan susah untuk diarahkan, misal dibidang kewirausahaan atau keterampilan.
“Tapi kalau beleum menyentuh, ya susah. Contohnya, kami sudah beberapa kali mengadakan kegiatan itu. Saya menilai belum berhasil. Karena, memang mentalnya belum siap, makanya susah,”
Dia berharap, semoga kedepan jumlah anjal semakin berkurang yaitu hingga mencapai 70 persen dari jumlah sekarang. “Nah, dari berkurangnya itu bukan karena usia. Pengennya, mereka benar-benar berubah, baik dari penampilannya, mindset, kemandirian dan masa depannya,” harapnya.(crls)