RATUSAN PRAJURIT PUSTERAD LATIHAN MENEMBAK
Jakarta (Gerbang Banten),- Guna menjaga dan meningkatkan kemampuan keterampilan menembak bagi seluruh prajurit TNI di lingkungan Pusat Teritorial Angkatan Darat, ratusan anggota prajuritnya melaksanakan latihan menembak senjata ringan bertempat di Lapangan Tembak Brigif 17 Para Raider Cijantung Jakarta Timur hari Kamis dan Jumat, 28 – 29 Juni 2018.
Koordinator latihan menembak, Mayor Inf. Rahmat Kartolo, S. Sos mengatakan, Kemampuan menembak yang diinginkan adalah memelihara dan meningkatkan kemampuan menembak karena memang para prajurit Pusterad ini rata-rata sudah pernah bertugas di satuan tempur maupun satuan bantuan tempur. “Sesuai program kerja yang telah ditetapkan, standar kualitas minimal yang ditetapkan harus dipertahankan dan ditingkatkan,” ujar Rahmat Kartolo usai memberikan penekanan kepada peserta bagaimana mekanisme kegiatan sebelum, selama dan sesudah latihan, dan menjaga faktor keamanan.
Ditambahkannya, Peserta latihan menembak kali ini terdiri dari 11 orang penyelenggara, 99 orang peserta memembak pistol dan 119 orang peserta menembak senapan. Oleh karena itu, dari dua hari alokasi waktu para peserta kami bagi dalam kelompok-kelompok sesuasi dengan urutan gelombang dan lajur.
“Mekanisme ini penting selain menjaga faktor keamanan, juga pelatihan menembak sangat diperlukan agar kemampuan mereka tetap terjaga,” terang dia.
Hal senada juga disampaikan Komandan Satuan Intelijen Teritorial Pusterad, Kolonel Inf I Made Riawan, S. Psi, sebelum pelaksanaan latihan, juga memberikan arahan mengenai pemahaman senjata Pistol FN 46 dan M 16 A1, pengetahuan dasar tentang menembak, teknik dan taktik menembak, bagaimana latihan remasan picu, bidik kering dan gabungan antara nafas, bidik, tekan picu (nabi tepi).
Dengan demikian, diharapkan para peserta mampu menembak dengan menggunakan senjata dengan total nilai minimal 75 persen. “Harapan kami, tentu seluruh prajurit mampu mengatasi permasalahan tehnis menembak di lapangan dengan cepat, tepat dan benar, karena dalam kondisi tertentu dan bila sewaktu-waktu dibutuhkan mereka harus siap ditugaskan di medan tempur.
Mereka digembleng berbagai teori yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan semakin mumpuni dalam menggunakan senjata di lapangan. Dengan terus berlatih, selain kemampuan terpelihara, ini untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dalam bertugas”, karena “tidak ada prajurit yang hebat, yang ada adalah prajurit yang terlatih,” tutup Kol Inf I Made Riawan. (ben)