Peternak Ayam Keluhkan Kelangkaan Jagung
Gerbang Banten- Puluhan peternak ayam baik layer maupun broiler dari berbagai daerah berkumpul di Kantor Pusat Perum Badan Urusan Logistik ( Bulog).
Mereka melaporkan sulitnya mendapatkan jagung sebagai bahan baku pakan ayam. Selain itu, peternak juga mengeluhkan turunnya harga ayam hidup atau live bird pada tingkat peternak yang menyentuh Rp 12.000 hingga 13.000 per ekor.
Adapun harga tersebut jauh dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) pada tingkat peternak sebesar Rp 18.000 per ekor. Padahal peternak harus mengeluarkan ongkos produksi sebesar Rp 16.500 per ekor.
Suwardi peternak layer asal Kendal Jawa Tengah mengatakan, para peternak didaerah cukup kesulitan mencari jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak.
” Jagung terlunta-lunta karena sejak 6 bulan kondisinya seperti itu (sulit didapat),” keluhnya saat audiensi dengan jajaran Direksi Perum Bulog di kantor Perum Bulog, Jakarta, (Rabu).
Suwardi mengharapkan agar pemerintah melalui Perum Bulog bisa memberikan solusi terkait kelangkaan jagung yang terjadi saat ini. Dengan itu para peternak berharap bisa mendapatkan kepastian ketersediaan jagung agar tidak mengganggu alur bisnis ternak unggas.
“Harapannya kami ingin jagung tetap tersedia, kasihan sekali peternak hanya (menyampaikan) melalui dan Bulog sebagai jembatan,”ujarnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, jagung impor sebanyak 200.000 ton yang didatangkan dari Brazil pada akhir tahun 2016 lalu belum tersalurkan seluruhnya.
Menurutnya, hingga saat ini masih terdapat sisa sebesar 62.000 ton jagung yang tersebar di gudang Bulog Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten dan belum terserap untuk keperluan pakan ternak.
Djarot mengakui, persoalan yang terjadi adalah akibat permasalahan komunikasi yang tidak lancar antara Bulog dan peternak.
“Karena komunikasi yang belum lancar makanya pertemuan ini untuk memperbaiki komunikasi, supaya jangan ada kesalahan, dan semua menjadi lebih baik,”katanya.
Bulog berjanji akan bergerak lebih cepat dalam menyalurkan jagung kepada peternak, karena stok sisa impor sebesar 62.000 ton sebagian sudah mengalami penurunan mutu kualitas jagung.
“Sebagian sudah turun mutu sehingga kami harus cepat bergerak, kalau tidak segera bergerak akan semakin banyak yang turun mutu dan itu potensi kerugian, sebelum menjadi lebih besar kami segera salurkan,” ujar Djarot.(irna)
Sumber: Kompas.com
Pingback: บอลยูโร 2024
Pingback: naza24
Pingback: สล็อตเว็บตรง100 ต่างประเทศ
Pingback: cat8888