PENGEMBANGAN JAGUNG HIBRIDA 2017
Gerbang Banten-Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional. Permintaan Jagung terus mengalami peningkatan berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan pangan, konsumsi protein hewani dan energi. Permintaan jagung baik untuk industri pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya dalam lima tahun ke depan diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan juga peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Capaian produksi jagung tahun 2016 terhadap sasaran 2016 di Provinsi Banten antara lain luas tanam 10.468 (Ha), luas panen 9.945 (Ha), produktivitas 38,7 (ku/ha), produksi 38.489 (ton pk). Berdasarkan data BPS provinsi Banten, rata-rata pertumbuhan produksi jagung dari 2014 sebesar 10.514 ton dan tahun 2015 11.870 ton meningkat 12,9 % sedangkan tahun 2016 sebesar 19.882 ton (pra asem) meningkat 67,50 %. Dengan sasaran produksi jagung tahun 2017 sebesar 74.663 ton pipilan kering
Tindaklanjut kunjungan kerja Menteri Pertanian RI ke Provinsi Banten dalam rangka pencanangan Gerakan Tanam dan Panen Jagung Ke kabupaten Pandeglang pada tanggal 29 maret 2017 antara lain Menjadikan Banten sebagai salah satu lumbung jagung nasional dengan Target untuk pengembangan jagung hibrida tahun 2017 seluas 128.095 Ha dengan realisasi 87.001 Hayang menyebar di 6 Kabupaten Kota yaitu Kab.Pandeglang 53.364 Ha, Kab.Lebal 30.000 Ha, Kab.Tangerang 186 Ha, Kab.Serang 3.136 Ha, Kota Cilegon 230 Ha dan Kota Serang 85 Ha.
Pangsa pasar jagung sudah tersedia dimana di Banten untuk hari ini Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT ) bisa membeli dengan harga 4.500/kg yaitu dengan spesifik industry yaitu dengan kadar air 15%. Sedangkan apabila ditingkat petani dalan kondisi tongkol basah harga kurang dari spesifik industry. Untuk itu GPMT dan Bulog Mempunyai komitmen dalam pembelian hasil pengembangan Jagung di Provinsi Banten.
Peluang pasar Jagung di Banten yang sangat besar dengan keberadaan pabrik pakan yang tersebar di wilayah Banten yang menjadi potensi penyerapan pasca panen jagung secara maksimal berkontribusi pada kebutuhan jagung untuk industri di provinsi Banten yang masih cukup tinggi. Hal ini menjadi dasar untuk perluasan lahan jagung selanjutnya, jumlah tersebut pemenuhannya masih dilakukan oleh produsen jagung di luar Banten bahkan sebagian masih dicukupi dari impor sehingga menjadi peluang bagi bagi Banten untuk perluasan lahan jagung selanjutnya.
Peluangan serapan produksi Jagung bisa terlihat dari Data kebutuhan jagung di Banten tahun 2015 dengan total kebutuhan jagung : 1.244.940 ton/tahun dan meningkat tahun 2016 menjadi 1,722.000 ton/tahun, 143.500 ton/bulan, 4.178 ton/hari, serapan kebutuhan Jagung ini tersebar dalam 16 Perusahan Pabrik Pakan besar yang berada di Provinsi Banten.
Strategi pencapaian sasaran produksi Jagung 2017 melalui kegiatan penambahan luas areal tanam baru Jagung (PATB) yaitu penanaman Jagung pada lahan yang belum pernah ditanami jagung dan penambahan luas tanam jagung (PLTJ) yaitu penambahan jagung lahan bera, pengganti komoditas, tumpang sari, tanaman sela perkebunan dan tanaman sela kehutanan.
Sebagai langkah nyata dalam perluasan areal tanam Jagung diperlukan komitmen bersama yang sinergis antara pemerintahan Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran program jagung 2017 sehingga Kabupaten/Kota dapat mengembangkan potensi lahannya untuk kegiatan pertanian khususnya untuk mengembangkan jagung. Peran serta TNI dan POLRI adalah sebagai pendamping dan pengawal dalam pengembangan jagung karena dengan adanya kegiatan di Provinsi Banten akan tercipta kesejahteraan petani sehingga keamanan di Provinsi Banten tetap terjaga.
Tahapan yang perlu diperhatikan dalam pasca panen jagung adalah proyeksi ke depan untuk membentuk pusat penjualan jagung di Provinsi Banten atau di masing-masing Kabupaten/Kota. (***)