Pencanangan TMKK Miliki Makna Strategis Terhadap Upaya Pengendalian Keluarga
Lebak Gerbang Banten – Pencanangan TNI Manunggal KB-kesehatan (TMKK) yang dilaksanakan di gedung PGRI Rangkasbitung, Rabu (9/8/17) memiliki arti dan makna strategis terhadap upaya pengendalian penduduk dan pembangunan kualitas keluarga.
Bonus demografi yang sedang kita hadapi saat ini adalah makna dan hasil perjuangan yang sangat panjang termasuk kemanunggalan TNI bersama masyarakat dalam melembagakan sistem nilai “dua anak cukup, laki-laki dan perempuan sama saja”. kata Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dalam sambutanya.
Bupati Lebak juga menyampaikan, Penduduk Kabupaten Lebak sebanyak 1.269.812 Jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,59% dan total fertility rate (TFR) sebesar 2,56% merupakan perkembangan yang sangat luar biasa dalam upaya pengendalian penduduk.
“Program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lebak dalam membangun keluarga yang berketahanan tidak saja memenuhi kebutuhan dasar secara fisik, akan tetapi yang paling mendasar adalah membangun ketahanan non fisik melalui “Program Lebak sehat, Lebak cerdas, dan Lebak sejahtera yang sudah barang tentu kita mulai dari kehidupan keluarga.” ungkapnya
Pelaksanaan TNI Manunggal KB-kesehatan selama 6 bulan dari bulan Mei s/d Oktober 2017 diharapkan adanya ketahanan keluarga, pengaturan kelahiran yang dapat mempercepat terwujudnya pembangunan kualitas dan kesejahteraan keluarga di Kabupaten Lebak.
Pada kesempatan itu kepala perwakilan BKKBN Provinsi Banten Aan Jumhana mengatakan, Kedudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) yang diselenggarakan oleh BKKBN lebih menitikberatkan kepada keluarga sebagai program melalui pendekatan siklus hidup manusia mulai dari kehamilan sampai dengan Lanjut usia
“Isu-isu kependudukan atau permasalahan kependudukan yang ada di Kabupaten Lebak perlu diikuti dengan upaya-upaya penanganan yang bersifat strategis dan komprehensif baik melalui munculnya berbagai regulasi dan kebijakan yang berwawasan kependudukan.” katanya
Kepala BKKBN Provinsi Banten juga mengatakan , provinsi Banten tidak hanya menjadi provinsi penyangga ibukota Sumatera tetapi Banten yang menjadi poros penghubung wilayah Jawa dan Sumatera memiliki potensi dan kesalahan yang kompleks seperti tingkat laju pertumbuhan penduduk sebagai dampak dari imigrasi yang masuk, tingkat kematian ibu dan tingkat kematian bayi, usia kawin pertama yang relatif rendah serta permasalahan lainnya yang terjadi pada masalah remaja yang cenderung menurun nya peran dan fungsi keluarga dalam mempersiapkan sumber daya manusia melalui pembangunan karakter sejak dini.(HD)