GUBERNUR MENGAJAK GENERASI MUDA KUATKAN NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
KOTA TANGSEL – Melihat fakta sejarah, nasionalisme bangsa Indonesia pada masa kolonial sudah selayaknya bangsa Indonesia berbangga dan berhati besar atas perjuangan di masa lampau. Namun, degradasi nasionalisme yang sekarang ini dirasakan munculnya egoisme, hedonisme dan kapitalisme selayaknya dibenturkan dengan sejarah pada masa lampau.
Hal itu dikatakan oleh Gubernur Banten H. Wahidin Halim saat menghadiri Seminar Pancasila sebagai Landasan Mempertahankan Nasionalisme dan Patriotisme bagi Generasi Milenial di Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (19/10/2017).
“Saya juga mengharapkan akan tumbuh nasionalisme yang baru, bukan nasionalisme dalam arti sempit belaka karena nasionalisme memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.
Karena itu, hakikat nasionalisme Indonesia harus dirumuskan dengan kondisi yang sebenarnya, berdasarkan kepentingan, kebutuhan dan berbagai permasalannya tanpa harus kehilangan arti penting sejarahnya.
Dihadapan ribuan mahasiswa, pria yang akrab disapa WH ini menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya seminar tersebut.
“Saya berharap kegiatan ini semakin menguatkan pemahaman dan penghayatan generasi muda, khususnya mahasiswa, terhadap nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Wahidin.
Wahidin memaparkan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah 4 (empat) pilar konsensus nasional yang merupakan aset pemersatu bangsa dalam mempertahankan nasionalisme dan patriotisme.
Oleh karena itu, kata Wahidin, hakikat nasionalisme Indonesia harus dirumuskan dengan kondisi yang sebenarnya, berdasarkan kepentingan, kebutuhan dan berbagai permasalannya tanpa harus kehilangan arti penting sejarahnya.
“Nasionalisme harus dibangun berdasarkan kepentingan yang konkrit, untuk hidup dan merasakan permasalahan bangsa dalam segala bidang yang langsung dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Mantan Walikota Tangerang dua periode itu menjelaskan dengan dibukanya kran reformasi di segala bidang, seharusnya menjadi satu spirit tumbuhnya nasionalisme, bukan malah meninggalkan rasa kebangsaan dengan menuntut hak tanpa batas.
“Kepada mahasiswa, saya minta agar terus kembangkan potensi melalui segenap kreativitas dan inovasi. Manfaatkan sumber daya yang ada menjadi suatu produk bernilai manfaat, baik secara sosial maupun ekonomi. Perkembangan global dan teknologi informasi harus dihadapi dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal, nasionalisme dan patriotisme,” pungkasnya. (Hms/Vic)