Disparitas Harga Beras Untungkan Pedagang Rp 186 Triliun dalam Setahun

Gerbang Banten – Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU) menyatakan, disparitas atau selisih harga beras yang tinggi antara produsen atau petani dengan konsumen menjadi masalah besar.

Karena disparitas tersebut, para pedagang perantara menikmati keuntungan hingga total Rp 186 triliun dalam setahun.

“Ini yang menjadi masalah saat ini karena ada pedagang perantara yang mendapat keuntungan lebih besar dan membuat harga beras di tingkat pengecer juga tinggi,” ujar Ketua KPPU, Syarkawi Rauf, dikutip dari Antara, Senin (17/7/2017).

Ia menyebut harga beras pada tingkat petani di jual sebesar Rp7.500 per kilogram. Sedangkan harga beras yang dijual di masyarakat itu harganya sebesar Rp10.500 per kilogram.

Syarkawi menyebut selisih harga beras di tingkat petani dan masyarakat cukup besar yaitu Rp 3.000. Nilai selisih ini yang menjadi fokus dari KPPU untuk dipangkas, agar masyarakat membeli beras dengan harga lebih murah.

Kondisi ini menjadikan harga beras Indonesia diketahui cukup mahal, bahkan dibandingkan dengan harga beras di negara-negara ASEAN.

“Ini yang menjadi fokus kita karena ada selisih harga yang cukup besar antara petani dengan masyarakat. Nilainya cukup besar Rp3.000 dan ini yang akan kami pangkas,” katanya.

Dipaparkan, keuntungan Rp 186 triliun yang didapatkan pedagang perantara itu didapatkan dari nilai konversi dengan total produksi padi selama setahun.

Secara detil, Syarwaki menjelaskan, dalam setahun produksi padi nasional 79-80 juta ton yang kemudian dikonversi menjadi beras sekitar 40 juta ton dikalikan dengan selisih harga sebesar Rp3.000 itu.

“Keuntungan yang diperoleh ‘orang tengah’ mencapai Rp186 triliun memang terlampau besar. Padahal, petani kita hanya menikmati kurang dari Rp100 triliun. Begitu pula dengan pedagang pada konsumen akhir yang keuntungannya tidak sebesar orang tengah itu,” ujarnya.

Populasi “orang tengah” alias pedagang perantara jelas jauh lebih sedikit ketimbang petani se-Indonesia. Pada sisi lain, biaya produksi padi juga dinilai tidak murah, terutama pada sarana produksi pupuk dan pestisida.

Syarkawi mengaku, KPPU sedang mencari formulasi terbaik untuk mengendalikan harga beras di bawah angka Rp10.500 per kilogram. KPPU menaksir harga beras Rp9.000 per kg.

“Adapun pedagang tengah ini sudah lama menikmati keuntungan besar. Kami akan berupaya memangkas itu dan menstabilkan harga beras di bawah Rp10.000,” ucap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar itu.(irna)

Sumber : Kompas.com

Bagikan di Media Sosial mu

2 komentar pada “Disparitas Harga Beras Untungkan Pedagang Rp 186 Triliun dalam Setahun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

vulkan vegas, vulkan casino, vulkan vegas casino, vulkan vegas login, vulkan vegas deutschland, vulkan vegas bonus code, vulkan vegas promo code, vulkan vegas österreich, vulkan vegas erfahrung, vulkan vegas bonus code 50 freispiele, 1win, 1 win, 1win az, 1win giriş, 1win aviator, 1 win az, 1win azerbaycan, 1win yukle, pin up, pinup, pin up casino, pin-up, pinup az, pin-up casino giriş, pin-up casino, pin-up kazino, pin up azerbaycan, pin up az, mostbet, mostbet uz, mostbet skachat, mostbet apk, mostbet uz kirish, mostbet online, mostbet casino, mostbet o'ynash, mostbet uz online, most bet, mostbet, mostbet az, mostbet giriş, mostbet yukle, mostbet indir, mostbet aviator, mostbet casino, mostbet azerbaycan, mostbet yükle, mostbet qeydiyyat