Cara Membedakan Telur Ayam Kampung Asli Dengan Yang Tidak Asli
Gerbang Banten – Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) menyatakan, masifnya sebaran telur ayam Arab atau telur ayam brakel Belgia menyebabkan telur ayam kampung asli Indonesia hilang dari peredaran.
Ketua Umum Himpuli, Ade M Zulkarnain mengatakan, adanya persepsi atau pandangan masyarakat bahwa telur ayam kampung lebih sehat dan juga memiliki harga yang lebih tinggi membuat sebaran telur ayam Arab atau brakel Belgia mengalahkan telur ayam kampung asli Indonesia sejak 15 tahun terakhir.
“Masyarakat sudah punya persepsi yang kuat tentang telur ayam kampung, tetapi ternyata yang mereka beli bukan telur dari ayam kampung asli Indonesia,” kata Ade, Senin (28/8/2017).
(Baca: 90 Persen Telur Ayam Kampung di Pasaran Tidak Asli)
Menurutnya, jika ingin adil, dan tidak merugikan peternak ayam kampung asli, seharusnya penamaan atau labelling telur ayam Arab dan brakel Belgia diberi nama asli, bukan menggunakan nama telur ayam kampung.
“Kalau mau fair, dan tidak juga membunuh peternak peternak ayam Arab ini gunakanlah nama telur ayam Arab atau telur ayam brakel,” lanjutnya.
Kenali Cirinya
Kendati demikian, Ade memaparkan, ada cara yang cukup mudah bagi konsumen untuk membedakan jenis telur ayam kamung asli atau telur ayam Arab atau brakel.
“Kalau perbedaan yang jelas itu telur ayam brakel atau telur ayam Arab itu 95 persen warnanya hampir putih semua, sementara ukurannya sama dengan telur ayam kampung,” ujar Ade.
Kemudian, untuk telur ayam kampung asli Indonesia, lanjut Ade, memiliki dominasi warna yang berbeda dari ayam Arab atau brakel Belgia.
Telur ayam kampung asli itu warnanya lebih beraneka, tidak didominasi putih. Sehingga ada yang putih, ada yang krem, ada yang krem kecoklat-coklatan.
“Memang belum ada edukasi terhadap konsumen (soal keaslian ayam kampung),” paparnya.
Dia mengungkapkan, saat ini peternak ayam kampung asli sudah tidak ada lagi karena tidak dinilai sudah tak lagi menguntungkan dan juga kalah bersaing dengan telur ayam Arab dan brakel Belgia.
“Sementara ayam Arab ini menjualnya pakai nama ayam kampung, karena harga telur ayam kampung tinggi,” paparnya.
Melanggar Aturan
Menurut Ade, praktik pemalsuan nama tersebut merupukan tidakan yang melanggar aturan, karena sudah tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 Tentang Sumber Daya Genetik Hewan Dan Perbibitan Ternak.
“Ini mengganggu sumber daya genetik ternak asli Indonesia dan melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011,” ujar Ade.
Saat ini, lanjut Ade, para peternak mengharapkan pemerintah perlu melakukan klarifikasi dan penjelasan kepada konsumen terkait masalah tersebut.
Agar konsumen memiliki informasi yang tepat dan jelas terkait peredaran telur ayam kampung saat ini.
Pihaknya juga meminta pemerintah untuk memberikan bantuan dan perhatian kepada peternak ayam kampung asli agar mampu kembali memproduksi telur ayam kampung asli.
Selanjutnya, pihaknya juga ingin agar pemerintah dan peternak memperbaiki genetika ayam asli Indonesia sesuai dengan aturan dan amanat peraturan pemerintah.(irna)
Sumber : Kompas.com
Pingback: investigate this site
Pingback: fortnite hacks