Ciptakan Alat Pendeteksi Debu, Mahasiswa Unsera Berhasil Menjuarai Lomba XL BSH 2018

Pandeglang, (Gerbang Banten) – Orang Pandeglang maupun Banten, perlu berbangga hati dan harus memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seorang putera daerah, asal Cisata, bernama Aldy Setiawan, warga Kampung Nangerang, Desa Ranca Maya, Kecamatan  Menes, Kabupaten Pandeglang.

Pasalnya, Aldi Setiawan selaku Mahasiswa Unsera Banten beserta ketiga temannya, yakni Ardhi Wahyudi ( senester 7), Angga Firmansyah (semester 8), Aldino Pratama Bagaskara (semester 7), adalah mahasiswa Unsera (Universitas Serang Raya) yang memiliki prestasi, sehingga berhasil menjuarai pertama Kategori pelajar, dalam  lomba XL Business Solution Hackanation 2018 yang diikuti oleh seluruh universitas di Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Multi Media Nusantara, Jalan Scienta Boulevard,Curug Sangereng,Tangerang, Provinsi Banten.

“lomba ini dikuti oleh para pelajar dan mahasiswa yang ada di seluruh Indonesia, bahkan ada peserta yang berasal dari ITB, UGM, Unpam, UNPAD dan sejumlah universitas ternama lainnya, tapi syukur Alhamdulillah kami peserta dari Unsera ,Serang,Banten yang beranggotakan empat orang ,bisa menjadi juara pertama kriteria pelajar” ungkapnya, ketika diwawancarai wartawan  dikediamannya, Minggu(30/9-2018) tadi siang.

Menurut putra bungsu dari seorang Janda, yaitu Nyonya Ela Hayati,S.Pd dan berprofesi seorang Guru SDN Pasir Eurih IV di Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang tersebut mengisahkan.

Aldi CS berhasil menciptakan sebuah alat yang dinamainya Air Care, dan focus pada keterkaitan industry, dimana alat tersebut sebagai penditeksi debu dan hujan yang akan terjadi di suatu wilayah, dan bisa langsung terhubung ke website, hp serta via GPS, bahkan bisa mendeteksi seberapa tingkat bahaya polusi debu tersebut yang bisa berdampak membahayakan jantung maupun paru-paru manusia.

Dan yang lebih mengesankan lagi, menurut Aldy Setiawan , pada saat ia dan rekannya mengikuti perlombaan bergengsi tersebut,tidak dibiayai dan diketahui pihak kampusnya, termasuk para dosen, rektor maupun ketua yayasan Unsera. Bahkan dalam menciptakan alat itu cuma dengan biaya Rp.400.000,-

“Pada saat lomba, kami cuma disediakan waktu selama 24 jam full, dan cuma hanya 5 jam yaitu dari pukul 5.00 WIB subuh hingga jam 10.00 WIB pagi, kami dapat menyelesaikan alat air care tersebut serta dilengkapi dengan sistem perhitungannya secara akurat , padahal sangat rumit. Dan Alhamdulillah kami Putera Banten bisa menjadi juara satu, sehingga pihak kampus pun memberi penghargaan pada kami beasiswa (bebas biaya) hingga sampai sarjana atau bisa lanjut S2 dengan dibiayai pihak Unsera’ujarnya.

Diakhir ungkapannya Aldy mengatakan perlombaan pembuatan robot atau alat ilmiah itu dinilai oleh tiga orang juri yang berasal dari owner komunitas robot Indonesia, dan Manager Gojeg juga dari Universitas Multy Media Nusantara. (indra/ Barisa)

Bagikan di Media Sosial mu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *